Profil Desa Manggis
Ketahui informasi secara rinci Desa Manggis mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Manggis di Kecamatan Sirampog, Brebes, merupakan wilayah agraris strategis yang menjadi perlintasan ekonomi penting. Dengan fokus pada pertanian padi dan pengembangan masyarakat, desa ini berupaya mengatasi tantangan geografis di tengah potensi yang
-
Lokasi Strategis dan Agraris
Terletak di jalur vital menuju Bumiayu, Desa Manggis merupakan salah satu lumbung padi di Kecamatan Sirampog, dengan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani
-
Tantangan Geografis
Berada di kawasan dataran rendah Kecamatan Sirampog yang secara umum rawan bencana, Desa Manggis menghadapi risiko tanah bergerak yang memerlukan mitigasi dan perencanaan tata ruang berkelanjutan
-
Fokus pada Tata Kelola dan Kesejahteraan
Pemerintah desa menunjukkan komitmen pada penataan administrasi pertanahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan jangka panjang

Terletak di jalur perlintasan yang dinamis di bagian selatan Kabupaten Brebes, Desa Manggis, Kecamatan Sirampog, terus bertumbuh sebagai salah satu pilar agraris di wilayahnya. Desa ini memegang peranan penting tidak hanya sebagai penghasil komoditas pertanian, tetapi juga sebagai rute strategis yang menghubungkan pusat ekonomi lokal. Dengan mayoritas penduduk yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian, Desa Manggis secara berkelanjutan berupaya menyeimbangkan potensi alam dengan tantangan geografis yang ada, sambil terus memperkuat tata kelola pemerintahan demi kesejahteraan warganya.
Desa Manggis merupakan desa induk yang melahirkan Desa Mlayang melalui pemekaran, menandakan sejarah panjang dan perkembangan wilayahnya. Kini, desa ini berfokus pada optimalisasi sumber daya yang ada, terutama di sektor pertanian padi, sambil menghadapi isu lingkungan seperti kerawanan bencana tanah bergerak. Di tengah dinamika tersebut, geliat pembangunan dan semangat gotong royong masyarakat menjadi modal utama untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Geografi dan Demografi Wilayah
Desa Manggis secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di bagian dataran yang lebih rendah dari topografi Kecamatan Sirampog secara umum, yang didominasi oleh pegunungan dan dataran tinggi di lereng Gunung Slamet. Posisi ini menjadikan Desa Manggis sebagai jalur perlintasan krusial yang ramai, terutama menuju kota kecamatan tetangga, Bumiayu dan kota-kota lainnya.
Secara geografis, wilayah Kecamatan Sirampog memiliki ketinggian antara 800 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan tingkat kemiringan lereng yang curam. Namun Desa Manggis berada di area yang relatif lebih landai dibandingkan desa-desa lain di bagian timur kecamatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes, luas wilayah Desa Manggis mencapai 3,95 km².
Adapun batas-batas administratif Desa Manggis yaitu:
Sebelah Utara: Desa Mlayang
Sebelah Timur: Desa Sridadi dan Desa Plompong
Sebelah Selatan: Desa Kaliloka
Sebelah Barat: Desa Benda
Menurut data Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Desa Manggis tercatat sebanyak 4.839 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.225 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan konsentrasi pemukiman yang cukup padat di tengah lahan pertanian yang membentang. Komposisi penduduk yang dinamis menjadi fondasi sosial bagi pembangunan desa.
Pilar Ekonomi: Pertanian Padi dan Usaha Lokal
Perekonomian Desa Manggis ditopang secara dominan oleh sektor pertanian. Lahan persawahan yang subur menjadi aset utama, dengan padi sebagai komoditas andalan. Luas lahan pertanian yang digarap masyarakat mencapai sekitar 180 hektar, menjadikannya salah satu pemasok beras untuk kebutuhan lokal di Kecamatan Sirampog dan sekitarnya. Aktivitas pertanian ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama, tetapi juga membentuk budaya dan ritme kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.
Selain pertanian tanaman pangan, sebagian penduduk juga mengembangkan usaha di bidang peternakan, dengan ternak ayam kampung menjadi salah satu yang menonjol. Usaha ini umumnya dikelola dalam skala rumah tangga untuk menambah pendapatan keluarga. Di samping itu, terdapat pula beberapa industri rumahan atau home industry yang bergerak di berbagai bidang, meskipun skalanya belum besar.
Fenomena merantau juga menjadi bagian dari realitas ekonomi di Desa Manggis. Banyak penduduk usia produktif memilih untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian, namun di sisi lain turut berkontribusi pada sirkulasi ekonomi dari kota ke desa. Ke depan, pemberdayaan ekonomi lokal yang mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja menjadi salah satu agenda penting bagi pembangunan desa.
Tantangan Lingkungan dan Mitigasi Bencana
Sebagai bagian dari wilayah Kecamatan Sirampog yang memiliki kondisi geologis yang rentan, Desa Manggis tidak luput dari tantangan lingkungan. Salah satu risiko utama yang dihadapi ialah bencana tanah bergerak. Sejumlah kejadian tanah bergerak pernah dilaporkan di beberapa dusun, terutama setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Pada awal tahun 2021, peristiwa tanah bergerak bahkan menyebabkan kerusakan pada belasan rumah warga di Dukuh Sambungregel, di mana beberapa di antaranya mengalami kerusakan berat.
Kondisi ini menuntut perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat dalam hal mitigasi bencana dan tata ruang. Upaya mitigasi yang dilakukan meliputi imbauan kewaspadaan kepada warga yang tinggal di area rawan serta perencanaan relokasi bagi rumah yang berada di titik paling berisiko. Pemerintah Kabupaten Brebes bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah beberapa kali turun ke lokasi untuk melakukan asesmen dan memberikan bantuan.
Tantangan ini mendorong pentingnya penerapan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan menjaga keseimbangan alam. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga vegetasi di area perbukitan dan pengelolaan saluran air menjadi kunci untuk mengurangi risiko erosi dan pergerakan tanah di masa mendatang.
Pemerintahan dan Pembangunan Sosial
Roda pemerintahan di Desa Manggis berjalan secara dinamis dengan fokus pada pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur dasar. Pemerintah desa secara aktif terlibat dalam program-program pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu contohnya ialah saat Desa Manggis ditunjuk menjadi lokasi pusat pencanangan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (GEMAPATAS) tingkat Kabupaten Brebes pada Februari 2023. Program yang diinisiasi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah dan meminimalkan sengketa batas lahan di masyarakat.
Kutipan dari pejabat terkait dalam acara tersebut menyoroti pentingnya inisiatif ini. "Gemapatas bertujuan untuk menggerakkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memasang dan menjaga tanda batas tanah yang dimilikinya, sehingga dapat menghilangkan konflik maupun sengketa," ujar Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes, Juarin Jaka Sulistyo, dalam sambutannya kala itu. Penunjukan Desa Manggis sebagai pusat kegiatan ini mengindikasikan adanya sinergi yang baik antara pemerintah desa dan lembaga supra desa.
Di bidang sosial, seluruh penduduk Desa Manggis memeluk agama Islam. Kehidupan keagamaan yang kuat tercermin dari keberadaan 10 masjid dan 24 musala yang tersebar di seluruh wilayah desa. Namun, dari sisi pendidikan, terdapat tantangan di mana mayoritas penduduk tercatat belum menamatkan jenjang Sekolah Dasar (SD), sering kali disebabkan oleh faktor ekonomi. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan menjadi salah satu prioritas jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa ini.
Arah dan Prospek Masa Depan
Menghadapi era yang terus berkembang, Desa Manggis memiliki prospek yang bersandar pada kekuatan utamanya: lokasi strategis dan potensi agraris. Optimalisasi sektor pertanian melalui modernisasi dan diversifikasi produk dapat menjadi jalan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan petani. Pengembangan produk olahan dari hasil pertanian, misalnya, dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menaikkan pendapatan masyarakat.
Di sisi lain, penyelesaian isu-isu fundamental seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan mitigasi bencana alam merupakan fondasi yang tidak bisa ditawar. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak eksternal, termasuk akademisi dan pemerintah kabupaten, diperlukan untuk merumuskan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Dengan terus memperkuat tata kelola yang transparan dan inklusif, Desa Manggis berpotensi tidak hanya bertahan sebagai desa agraris, tetapi juga tumbuh menjadi wilayah yang tangguh, sejahtera, dan berdaya saing di koridor selatan Kabupaten Brebes.